Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi
ekonomi tinggi; potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia
- negara dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara - sering disebut sebagai
calon layak untuk menjadi salah satu anggota negara-negara BRIC (Brasilia,
Rusia, India dan Cina) karena ekonominya dengan cepat menunjukkan tanda-tanda
perkembangan yang sama dengan anggota lain tersebut. Belakangan ini sebuah
kelompok baru sempat menuntut perhatian. Kelompok ini terdiri dari
negara-negara berkembang yang ditandai dengan ekonomi menjanjikan yang beragam,
sistem keuangan yang cukup canggih dan jumlah penduduk yang tumbuh dengan
cepat. Kelompok ini dikenal dengan akronim CIVETS (Kolombia, Indonesia,
Vietnam, Mesir, Turki dan Afrika Selatan) dan - kalau ditambah - angka total
Produk Domestik Bruto (PDB) anggota-anggota CIVETS ini diperkirakan senilai
separuh PDB global pada tahun 2020.
Contoh lain yang menggambarkan pengakuan internasional akan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat adalah kenaikan peringkat dari lembaga
pemeringkat kredit internasional seperti Fitch Ratings, Moody's dan Standard
& Poor's. Pertumbuhan ekonomi yang tangguh, hutang pemerintah yang rendah
dan manajemen fiskal yang bijaksana dijadikan alasan untuk kenaikan penilaian
tersebut. Hal itu juga merupakan kunci dalam masuknya arus modal keuangan yang
berupa dana asing ke Indonesia: baik aliran portofolio maupun investasi asing
langsung (FDI) yang meningkat secara signifikan. Arus masuk FDI, yang
sebelumnya relatif lemah dan mengguncang fondasi negara selama satu dasawarsa
setelah Krisis Keuangan Asia, menunjukkan peningkatan tajam setelah krisis
keuangan global 2008-2009
Apa yang menjelaskan penyebab pertumbuhan ekonomi makro
yang kuat serta peningkatan investasi asing?
• Sumber daya alam/komoditas yang beragam dan melimpah
• Populasi generasi muda, besar dan sedang berkembang
• Stabilitas politik (yang relatif)
• Pengelolaan manajemen fiskal yang bijaksana sejak akhir
tahun 1990-an
• Lokasi yang strategis terhadap perekonomian raksasa
Cina dan India
• Upah tenaga kerja yang rendah
Dengan begitu, Indonesia sebagai ekonomi di mana peranan
badan usaha milik negara (BUMN) dan kelompok usaha swasta sangat besar,
menunjukkan adanya tanda positif untuk awal periode perkembangan ekonomi yang
penting. Namun, juga perlu disebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang
kompleks dan berisi risiko tertentu untuk investasi serta mengalami kesulitan
dalam rangka dinamika yang unik. Agar sadar akan risiko yang terlibat dalam
investasi, kami sarankan Anda untuk membaca bagian Risiko Berinvestasi di
Indonesia serta mengikuti berita terbaru perkembangan politik, sosial dan
ekonomi melalui bagian Berita, Bisnis dan Keuangan
0 komentar:
Posting Komentar